The world of zombie
The World Of Zombie by Wirasetya
Chapter 1 : Awal dari segalanya
Ohaiyo, konnichiwa, konbanwa..
minna san. ! kodoyo habar ? :) :) sehat ? ya baguslah…. :)
Para readers pernah dengar kata zombie ngak ? pasti pernalah. Jadi
hamba ngak perlu ropot-ropot berpidato panjang lebar hanya untuk satu kata.
Pada kesempatan ini, hamba akan share cerita
tentang zombie. Awalnya sih hamba malas buat cerita yang satu ini, pasalnya dalam cerita ini ada adegan tembak-menembaknya. Jadi hamba bingung mau
tulis gimana suara senjatanya. Tapi dalam cerita
the world of zombie ini, hamba akan semaksimal mungkin deh. Oh ya, Semoga
para readers suka ya cerita hamba
dalam chapter 1 ini. :) :) :)
Judul : The world of zombie
Status : On going
Genre : Horor | Adventure | Action | Romance (mungkin)
Warning : OOC | AU | Typos | etc
Sinopsis : berawal dari sebuah virus percobaan dan akhirnya menjadi
sebuah malapetaka bagi seluruh dunia. Dan suatu hari sepasang kakak beradik
harus terpisah akibat virus tersebut yang mengharuskan sang adik mencari
kakaknya dan berniat mencari obat penawar dari virus tersebut keseluruh dunia.
Let’s read guy’s…
2005, Cyber
city. Ruang penelitian pusat kota.
“Apa kau sudah mencobanya ?”
Tanya seorang wanita parubaya berambut biru dengan mata yang berwarna cokelat.
“Belum” jawab pria parubaya berambut putih dengan mata berwarna hitam itu.
Mereka
berada dalam sebuah ruangan putih bersih dengan beberapa tabung reaksi yang
berisi berbagai macam cairan. Pria parubaya yang diketahui bernama Kenji itu
sedang memegangi sebuah tabung silinder dengan isi cairan yang berwarna merah.
Sementara sang wanita yang bernama yumi, berada disampingnya dan terlihat
sedang menggendong sebuah kandang besi berukuran sedang dengan seekor anjing
didalamnya. Kedua insan itu terlihat gagah dengan sebuah jas putih yang tampak
kebesaran di badan mereka.
Hari ini
mereka baru saja menciptakan sebuah virus yang mereka namakan virus Covid05 (C05). “letakkan diatas meja.” Perintah Kenji. Wanita bersurai biru itu
segera meletakkan kandang besi tersebut disebuah meja kaca yang kebetulan hanya
berjarak beberapa langkah dibelakang mereka.
Kenji segera
menuju sebuah ruangan kecil yang bertuliskan (ruang peralatan). Tak berselang
beberapa lama, Kenji langsung melangkahkan kedua kaki kekarnya menghampiri meja
kaca dengan sebuah suntik yang sedang berayun mengikuti langkah pria itu.
Setelah memasukan
virus kedalam tubuh anjing dengan beberapa keringat dingin yang terlanjur
membasahi badan mereka, pria dan wanita parubaya itu duduk menunggu dengan
beberapa percakapan hangat diantara mereka. Pasalnya, setelah mereka melakukan
proses suntik-menyuntik, anjing tersebut belum menunjukan gejala apa-apa.
1 menit…
5 menit….
10 menit….
Sebuah
kejadian tak terduga terjadi, anjing yang tadinya tenang dan damai, kini berubah
bagai seekor monster dengan lumuran lendir yang keluar dari mulutnya. Dengan cepat,
anjing tersebut meronta dan langsung menerjang kedua ilmuan tersebut.
oOo Skip oOo
2010, Cyber
city, pusat kota.
5 tahun kemudian. Beberapa
tahun yang seakan mengerikan bagi seluruh dunia tak terkecuali bagi kota Cyber.
Sebuah kota yang dulunya dipenuhi dengan beberapa kegembiraan, teriakan dari
anak-anak dipagi hari, dan bahkan seluruh aktivitas panduduk yang sangat sibuk
bahkan untuk seorang anak yang selalu terlihat bahagia di hari ulang tahunnya.
Kini telah
menjadi kota zombie. Kota yang dipenuhi beberapa zombie yang terlihat hanya
berlalu-lalang kesana-kemari. Kota yang sangat mengerikkan bahkan bagi sang
fajar yang selalu memancarkan sinar kehidupan pun enggan menampakkan diri di
kota yang satu ini. sebuah wabah yang dulunya hanya berasal dari sebuah virus
kecil bernama (Sicrosis Human), kini menjadi malapetaka bagi seluruh dunia.
Pasalnya,
siapapun yang terkena virus mematikan yang satu ini tidak langsung mati,
melainkan berubah menjadi seorang monster tak berperasaan yang hanya
mengiginkan daging manusia segar. Pemerintah kota tak lagi mementingkan keselamatan
rakyat biasa. Mereka membuat sebuah markas pertahanan di ujung kota dengan
system persenjataan lengkap yang hanya diperuntukkan bagi para tentara dan
pejabat berdompet tebal. Para rakyat biasa kini hanya dapat tinggal di rumah
mereka masing-masing dengan harapan persediaan makanan mereka tidak akan habis.
“Pagi ini
nampaknya Black Horse akan membuat
virus baru dari hasil pengembangan Virus SH. Dan setelah selesai dengan
eksperimen mereka ini, virus tersebut akan diuji cobakan di sebuah kota
terpencil yang bernama Kyuya. ” begitulah kiranya suara yang keluar dari sebuah
radio kecil yang tampak jelas berada diatas sebuah meja kayu, dengan dua pasang
telinga yang sedang asyik mendengar. Bahkan untuk seekor lalat yang tampak
mondar-mandir pun tak dihiraukan sama sekali.
Yap, mereka
adalah Hayate Okuza dan Ryuki Okuza. Kedua kakak beradik ini merupakan
salah-satu dari segerombolan manusia dalam dunia terkutuk ini yang masih tetap
berada dalam rumah kesayangan mereka. Kedua insan ini terpaksa harus tetap
tinggal dirumah mereka karena keduanya tidak mempunyai cukup uang untuk masuk
kedalam benteng pertahanan kota/Black
Horse.
Hayate
okuza, pemuda berusia 20 tahun, berambut cokelat, bermata orange, kulit tan,
dan badan yang bisa dibilang cukup proporsional. Dulunya pemuda bersurai
cokelat ini bekerja disebuah perusahaan ikan terbesar yang ada di kota Cyber.
Namun, setelah beberapa gerombolan zombie yang masuk secara tiba-tiba di
perusahaan tersebut, kini pemuda itu tidak lebih dari seorang pengangguran yang
hanya bertugas mencari beberapa makanan sisa yang tergeletak di pinggir-pinggir
jalan setiap minggunya.
Sementara
Ryuki Okuza, pemuda berumur 18 tahun, bersurai hitam dengan mata yang tampak
berwarna biru, kulit tan, dan badan kekar Oh ya, jangan lupa juga dengan
kekonyolan dari pemuda yang satu ini. Pemuda ini merupakan seorang mahasiswa di
sebuah unversitas bernama Gakuen. Dan jika ada yang bertanya kenapa dia hanya
berdiam dirumah untuk sekedar menunggu makanan yang didapat dari kakaknya,
alasannya sama seperti dengan apa yang dialami oleh Hayate. Bahkan pemuda
bersurai hitam ini hampir mendapat sebuah gigitan dari salah-satu zombie ketika
dalam perjalanan pulang.
“Kumohon
ceritakan padaku.” Pinta Ryuki dengan tatapan puppy eye’s miliknya yang hanya
dibalas dengan sebuah desahan malas dari Hayate. “Baiklah. Mungkin inilah
saatnya.” Jawab Hayate dengan sedikit putaran pada kedua bola matanya.
Pasalnya, Pemuda bersurai cokelat itu bosan dengan pertanyaan dari adiknya yang
selalu terulang setiap pemuda itu mendengar radio yang sedang membicarakan
tentang organisasi Black Horse tersebut.
“Black Horse merupakan sebuah organisasi
dunia yang terbentuk sekitar 4 tahun yang lalu. Setelah insiden 5 tahun yang
lalu, organisasi ini secara permanen menjadi hak asuh bagi virus SH tersebut.
Pusat dari organisasi ini terletak di sebuah kota yang bernama Gyoken. Setiap
hari, Black Horse selalu melakukan
eksperimen untuk menciptakan fariasi baru atau mengembangkan virus mematikan
yang satu ini. setiap akhir pecan, mereka selalu pergi ke berbagai penjuru
dunia untuk menguji hasil eksperimen mereka pada kota-kota kecil maupun besar
yang masih mempunyai para penduduk rumahan seperti kita. Oh ya, organisasi ini
juga memiliki banyak cabang di seluruh dunia termasuk markas pertahanan yang
ada di kota kita ini.” jelas Hayate panjang lebar dan hanya ditanggapi dengan
sebuah dengkuran besar dari adiknya tersebut.
“HEYY..”
Hayate menepuk kuat meja kayu didepannya yang sanggup membuat sebuah radio
hitam sedikit melayang diudara karena efek dari angin tepukan pemuda bersurai
cokelat tersebut. Sedangkan Ryuki yang tadinya tertidur cukup pulas karena
penjelasan panjang tersebut bangun dengan raut wajah seperti seorang pencuri
yang baru saja melihat sekumpulan polisi. “I-iyaaa. Aku mendengarnya. Aku…..
bisa kau ulang kembali penjelasannya. ?” gumam Ryuki dengan sedikit menggaruk
pipinya dan semakin memperdalam tatapan puppy eye’s andalannya.
“Haaaaaaahhh.
Dasar adik tak berguna.” Keluh Hayate yang hanya diikuti senyuman tiga jari
dari Ryuki dengan sedikit menggaruk belakang kepalanya yang tak terasa gatal.
“ Baiklah.
Jadi, Black Horse merupakan sebuah
organisasi dunia yang terbentuk sekitar 4 tahun yang lalu. Setelah insiden 5
tahun yang lalu, organisasi ini secara permanen menjadi hak asuh bagi virus SH
tersebut. Pusat dari organisasi ini terletak di sebuah kota yang bernama
Gyoken. Setiap hari, Black Horse
selalu melakukan eksperimen untuk menciptakan fariasi baru atau mengembangkan
virus mematikan yang satu ini. setian akhir pecan mereka selalu pergi ke
berbagai penjuru dunia untuk menguji hasil eksperimen mereka pada kota-kota
kecil maupun besar yang masih mempunyai para penduduk rumahan seperti kita. Oh
ya, organisasi ini juga memiliki banyak cabang di seluruh dunia termasuk markas
pertahanan yang ada di kota kita ini.” jelas Hayate panjang leper dan hanya
ditanggapi dengan sebuah dengkuran besar dari adiknya tersebut.
Sudah 4
tahun lamanya kedua pemuda itu tinggal dirumah mereka dengan bermodalkan
makanan sisa dari pinggir jalan atau tokoh-tokoh yang selalu di bawah pulang
oleh Hayate setiap minggunya. Dan untuk beberapa hari ini, persediaan makanan
kedua insan tersebut semakin menipis. Keadaan darurat ini mengharuskan Hayate
mempertaruhkan nyawanya kembali hanya untuk persediaan makanan yang entah telah
dihinggapi seekor bakteri atau tidak.
“Aku akan
mencari makanan” Hayate mengambil sebuah tas plastic hitam berukuran besar yang
sebelumnya digantung di sebuah dinding bercat biru yang ditanami sebuah paku
panjang. “Aku ikut.” Ryuki menghampiri kakaknya yang telah melangkah terlebih
dahulu melewati pintu depan rumah bergaya classic tersebut. “jangan. !” bentak
Hayate sebelum adiknya itu melewati pintu depan. “Kenapa ? setiap kali kau
mempertaruhkan nyawamu seperti ini kau selalu melarangku ikut bersamamu ?!”
Tanya Ryuki kesal.
“Bodoh. Apa
kau belum mengerti juga ? aku hanya tidak ingin kau dalam bahaya. Aku tak ingin
kehilangan satu-satunya orang yang kusayangi didunia ini. sudah cukup bagiku
kehilangan ayah dan ibu. Apa kau mengerti ?” ucap Hayate dengan penuh penekanan
pada setiap kalimatnya. Kini, mata se-orange mentari itu mengeluarkan sebuah
cairan bening melewati kedua pipinya. Hayate segera menghapus cairan yang
diduga air mata itu agar tidak terlihat cengeng dihadapan adik tercintanya.
“B-baiklah”
gumam Ryuki pelan disertai sebuah anggukan kecil yang mengisaratkan bahwa
pemuda bersurai hitam itu mengerti maksud dari kakaknya. “Kalau begitu aku
berangkat” Hayate menepuk pelan bahu adiknya disertai senyuman manis dan segera
meniggalkan Ryuki yang hanya bisa melihat kepergian kakaknya sampai pemuda
tersebut hilang dikejauhan.
oOo Skip oOo
21:03,
Ryuki’s Home.
“Kenapa
belum pulang ?!” Tanya Ryuki dalam hati. Jika kita bisa melihatnya, pemuda yang
satu sedang mondar-mandir di pintu depan rumah tersebut. Pemuda itu telah melakukan aktivitasnya
tersebut selama kurang lebih 70 menit. Sempat beberapa kali terlintas hal buruk
yang menimpa Hayate dalam pikirannya. Namun anggapan buruk itu langsung
dibuangnya jauh, karena ia yakin tidak akan terjadi apa-apa dengan kakaknya
itu.
Malam mulai
larut. Sepasang bola mata yang tadinya terbuka lebar kini semakin menyusut dan
akhirnya tertutup. Yap, pemuda bersurai hitam itu akhirnya tidak dapat berbuat
apa-apa setelah rasa kantuk yang mulai mengamuk. Ryuki tertidur disebuah sofa
panjang berwarna biru.
oOo Skip oOo
07:00,
Ryuki’s Home.
Matahari mulai menampakkan
sinar keagungannya. Sebuah titik sinar matahari masuk dan menusuk mata Ryuki.
Dengan malas pemuda itu bangun dengan memegangi kepala dengan sepasang
tangannya. Setelah mendapat kesadaran penuh, pemuda itu sadar bahwa ada yang
kurang dalam rumah bergaya classic itu. Ryuki sadar bahwa belum ada tanda-tanda
dari hayate.
Ryuki sedikit
berkeliling rumah kecil itu, berharap dapat menemukan pemuda berambut cokelat
yang sedang dicarinya. Namun sayang, hasilnya tetap nihil. Pemuda itu tidak
menemukan Hayate dimanapun di setiap sudut rumahnya.
Pemuda itu
segera menyambar kaos hitam, kameja hitam namun sengaja dibiarkannya terbuka
tak terkancing, dan sebuah jeans hitam panjang. Setelah merasa cukup, Ryuki
segera keluar meninggalkan rumahnya dan pergi mencari kakaknya.
Lama pemuda
itu berjalan, akhirnya ia menemukan dan berdiri tepat di depan sebuah mini
market dengan keadaan pintu yang terbuka lebar disertai beberapa lampu yang
mati hidup secara bergantian seakan menambah kesan horror tempat itu. Dengan
penuh keraguan, Ryuki maju melagkah agar dapat melihat jelas apa isi tempat
itu.
Tak
berselang lama, Ryuki tiba di depan kaca transparan mini market tersebut. Ia
melihat-lihat keadaan tokoh itu dari balik kaca transparan tersebut. Setelah
merasa cukup, Ryuki memaksa masuk dengan beberapa keringat dingin yang mulai
menghujani tubuhnya. Namun pemuda bersurai hitam itu tak menemukan tanda-tanda
tentang keberadaan kakaknya. Ia hanya menemui sekumpulan produk makanan yang
berhamburan dimana-mana.
Detak
jantung pemuda itu semakin bertambah kencang. Ia segera memutuskan untuk
mengakhiri pencarian di mini market yang terkesan angker tersebut. Namun….
Secara tiba-tiba kedua telinganya menangkap sebuah suara yang mirip seperti
suara seseorang yang tanpa sengaja menginjak keripik kentang dan berasal dari
arah belakang tokoh.
Dengan
langkah tertatih, pemuda itu maju. Jantung Ryuki semakin berpacu kencang
setelah merasa cukup dekat dengan sumber suara. Perlahan namun pasti Ryuki melewati beberapa
rak makanan yang dilewatinya dengan sangat berhati-hati.
Akhirnya
pemuda bersurai itu menemukan sesosok zombie yang tengah sibuk mengutak-atik
beberapa merk makanan. Ryuki kaget melihat sesosok zombie yang sedang
membelakanginya dengan posisi berjonggkok tersebut. Ryuki menelan ludahnya dengan
susah paya, kakinya gemetar, dan bahkan seluruh tubuhnya sudah dibasahi oleh
keringat dingin yang seakan tak mau berhenti mengalir.
Sebuah
langkah akhirnya terbentuk dari kedua kakinya. Dengan sangat pelan Ryuki mundur
karena ia tidak ingin keberadaannya di ketahui oleh sesosok makhluk amburadur
tersebut. KREEEKK… langkah Ryuki akhirnya terhenti oleh sepotong keripik
kentang yang tanpa sengaja diinjaknya dengan kaki kirinya. Dengan cepat Ryuki
melihat keripik tersebut. Matanya membulat sempurna setelah pandangannya
kembali tertuju kedepan dan mendapati zombie tersebut sedang memandanginya
dengan air liur yang sudah membasahi mulut serta seluruh badan zombie tersebut.
Ryuki
semakin mempercepat deruh langkahnya, seakan tak mau kalah, zombie tersebut
berdiri dan berusaha mengejar Ryuki walau dengan langkah seperti orang mabuk.
Ryuki terus mundur yang bahkan beberapa kali menabrak rak-rak makanan sehingga
rasa gugup pemuda yang satu ini semakin meluap-luap.
Namun hal
buruk terus berdatangan padanya. Pasalnya, pemuda ini menabrak rak yang
berisikan barisan botol kaca yang bermerek berbagai macam minuman ternama.
Ryuki menginjak sebuah botol yang sukses membuatnya terjatuh. Kesempatan ini
tak disia-siakan oleh zombie tersebut, karena sekarang zombie menakutkan itu
telah berdiri di depan Ryuki dengan tatapan yang luar biasa menakutkan.
“A-apa yang
harus kulakukan ?” piker Ryuki dalam hati. Akhirnya……
To Be Continued (TBC)….
No comments:
Post a Comment