Wednesday, 7 October 2015

The world of zombie Chapter 1



The world of zombie



The World Of Zombie by Wirasetya




Chapter 1 : Awal dari segalanya



Ohaiyo, konnichiwa, konbanwa.. minna san. ! kodoyo habar ? :) :) sehat ? ya baguslah…. :)
Para readers pernah dengar kata zombie ngak ? pasti pernalah. Jadi hamba ngak perlu ropot-ropot berpidato panjang lebar hanya untuk satu kata. Pada kesempatan ini, hamba akan share cerita tentang zombie. Awalnya sih hamba malas buat cerita yang satu ini, pasalnya dalam cerita ini ada adegan tembak-menembaknya. Jadi hamba bingung mau tulis gimana suara senjatanya. Tapi dalam cerita the world of zombie ini, hamba akan semaksimal mungkin deh. Oh ya, Semoga para readers suka ya cerita hamba dalam chapter 1 ini. :) :) :)





Judul : The world of zombie
Status : On going
Genre : Horor | Adventure | Action | Romance (mungkin)
Warning : OOC | AU | Typos | etc
Sinopsis : berawal dari sebuah virus percobaan dan akhirnya menjadi sebuah malapetaka bagi seluruh dunia. Dan suatu hari sepasang kakak beradik harus terpisah akibat virus tersebut yang mengharuskan sang adik mencari kakaknya dan berniat mencari obat penawar dari virus tersebut keseluruh dunia. Let’s read guy’s…





2005, Cyber city. Ruang penelitian pusat kota.
          “Apa kau sudah mencobanya ?” Tanya seorang wanita parubaya berambut biru dengan mata yang berwarna cokelat. “Belum” jawab pria parubaya berambut putih dengan mata berwarna hitam itu.


            Mereka berada dalam sebuah ruangan putih bersih dengan beberapa tabung reaksi yang berisi berbagai macam cairan. Pria parubaya yang diketahui bernama Kenji itu sedang memegangi sebuah tabung silinder dengan isi cairan yang berwarna merah. Sementara sang wanita yang bernama yumi, berada disampingnya dan terlihat sedang menggendong sebuah kandang besi berukuran sedang dengan seekor anjing didalamnya. Kedua insan itu terlihat gagah dengan sebuah jas putih yang tampak kebesaran di badan mereka.



            Hari ini mereka baru saja menciptakan sebuah virus yang mereka namakan virus Covid05 (C05). “letakkan diatas meja.” Perintah Kenji. Wanita bersurai biru itu segera meletakkan kandang besi tersebut disebuah meja kaca yang kebetulan hanya berjarak beberapa langkah dibelakang mereka.



            Kenji segera menuju sebuah ruangan kecil yang bertuliskan (ruang peralatan). Tak berselang beberapa lama, Kenji langsung melangkahkan kedua kaki kekarnya menghampiri meja kaca dengan sebuah suntik yang sedang berayun mengikuti langkah pria itu.



            Setelah memasukan virus kedalam tubuh anjing dengan beberapa keringat dingin yang terlanjur membasahi badan mereka, pria dan wanita parubaya itu duduk menunggu dengan beberapa percakapan hangat diantara mereka. Pasalnya, setelah mereka melakukan proses suntik-menyuntik, anjing tersebut belum menunjukan gejala apa-apa.
            1 menit…
            5 menit….
            10 menit….



            Sebuah kejadian tak terduga terjadi, anjing yang tadinya tenang dan damai, kini berubah bagai seekor monster dengan lumuran lendir yang keluar dari mulutnya. Dengan cepat, anjing tersebut meronta dan langsung menerjang kedua ilmuan tersebut.



oOo Skip oOo
2010, Cyber city, pusat kota.
          5 tahun kemudian. Beberapa tahun yang seakan mengerikan bagi seluruh dunia tak terkecuali bagi kota Cyber. Sebuah kota yang dulunya dipenuhi dengan beberapa kegembiraan, teriakan dari anak-anak dipagi hari, dan bahkan seluruh aktivitas panduduk yang sangat sibuk bahkan untuk seorang anak yang selalu terlihat bahagia di hari ulang tahunnya.



            Kini telah menjadi kota zombie. Kota yang dipenuhi beberapa zombie yang terlihat hanya berlalu-lalang kesana-kemari. Kota yang sangat mengerikkan bahkan bagi sang fajar yang selalu memancarkan sinar kehidupan pun enggan menampakkan diri di kota yang satu ini. sebuah wabah yang dulunya hanya berasal dari sebuah virus kecil bernama (Sicrosis Human), kini menjadi malapetaka bagi seluruh dunia.



            Pasalnya, siapapun yang terkena virus mematikan yang satu ini tidak langsung mati, melainkan berubah menjadi seorang monster tak berperasaan yang hanya mengiginkan daging manusia segar. Pemerintah kota tak lagi mementingkan keselamatan rakyat biasa. Mereka membuat sebuah markas pertahanan di ujung kota dengan system persenjataan lengkap yang hanya diperuntukkan bagi para tentara dan pejabat berdompet tebal. Para rakyat biasa kini hanya dapat tinggal di rumah mereka masing-masing dengan harapan persediaan makanan mereka tidak akan habis.



            “Pagi ini nampaknya Black Horse akan membuat virus baru dari hasil pengembangan Virus SH. Dan setelah selesai dengan eksperimen mereka ini, virus tersebut akan diuji cobakan di sebuah kota terpencil yang bernama Kyuya. ” begitulah kiranya suara yang keluar dari sebuah radio kecil yang tampak jelas berada diatas sebuah meja kayu, dengan dua pasang telinga yang sedang asyik mendengar. Bahkan untuk seekor lalat yang tampak mondar-mandir pun tak dihiraukan sama sekali.



            Yap, mereka adalah Hayate Okuza dan Ryuki Okuza. Kedua kakak beradik ini merupakan salah-satu dari segerombolan manusia dalam dunia terkutuk ini yang masih tetap berada dalam rumah kesayangan mereka. Kedua insan ini terpaksa harus tetap tinggal dirumah mereka karena keduanya tidak mempunyai cukup uang untuk masuk kedalam benteng pertahanan kota/Black Horse.



            Hayate okuza, pemuda berusia 20 tahun, berambut cokelat, bermata orange, kulit tan, dan badan yang bisa dibilang cukup proporsional. Dulunya pemuda bersurai cokelat ini bekerja disebuah perusahaan ikan terbesar yang ada di kota Cyber. Namun, setelah beberapa gerombolan zombie yang masuk secara tiba-tiba di perusahaan tersebut, kini pemuda itu tidak lebih dari seorang pengangguran yang hanya bertugas mencari beberapa makanan sisa yang tergeletak di pinggir-pinggir jalan setiap minggunya.



            Sementara Ryuki Okuza, pemuda berumur 18 tahun, bersurai hitam dengan mata yang tampak berwarna biru, kulit tan, dan badan kekar Oh ya, jangan lupa juga dengan kekonyolan dari pemuda yang satu ini. Pemuda ini merupakan seorang mahasiswa di sebuah unversitas bernama Gakuen. Dan jika ada yang bertanya kenapa dia hanya berdiam dirumah untuk sekedar menunggu makanan yang didapat dari kakaknya, alasannya sama seperti dengan apa yang dialami oleh Hayate. Bahkan pemuda bersurai hitam ini hampir mendapat sebuah gigitan dari salah-satu zombie ketika dalam perjalanan pulang.



            “Kumohon ceritakan padaku.” Pinta Ryuki dengan tatapan puppy eye’s miliknya yang hanya dibalas dengan sebuah desahan malas dari Hayate. “Baiklah. Mungkin inilah saatnya.” Jawab Hayate dengan sedikit putaran pada kedua bola matanya. Pasalnya, Pemuda bersurai cokelat itu bosan dengan pertanyaan dari adiknya yang selalu terulang setiap pemuda itu mendengar radio yang sedang membicarakan tentang organisasi Black Horse tersebut.



            Black Horse merupakan sebuah organisasi dunia yang terbentuk sekitar 4 tahun yang lalu. Setelah insiden 5 tahun yang lalu, organisasi ini secara permanen menjadi hak asuh bagi virus SH tersebut. Pusat dari organisasi ini terletak di sebuah kota yang bernama Gyoken. Setiap hari, Black Horse selalu melakukan eksperimen untuk menciptakan fariasi baru atau mengembangkan virus mematikan yang satu ini. setiap akhir pecan, mereka selalu pergi ke berbagai penjuru dunia untuk menguji hasil eksperimen mereka pada kota-kota kecil maupun besar yang masih mempunyai para penduduk rumahan seperti kita. Oh ya, organisasi ini juga memiliki banyak cabang di seluruh dunia termasuk markas pertahanan yang ada di kota kita ini.” jelas Hayate panjang lebar dan hanya ditanggapi dengan sebuah dengkuran besar dari adiknya tersebut.



            “HEYY..” Hayate menepuk kuat meja kayu didepannya yang sanggup membuat sebuah radio hitam sedikit melayang diudara karena efek dari angin tepukan pemuda bersurai cokelat tersebut. Sedangkan Ryuki yang tadinya tertidur cukup pulas karena penjelasan panjang tersebut bangun dengan raut wajah seperti seorang pencuri yang baru saja melihat sekumpulan polisi. “I-iyaaa. Aku mendengarnya. Aku….. bisa kau ulang kembali penjelasannya. ?” gumam Ryuki dengan sedikit menggaruk pipinya dan semakin memperdalam tatapan puppy eye’s andalannya.



            “Haaaaaaahhh. Dasar adik tak berguna.” Keluh Hayate yang hanya diikuti senyuman tiga jari dari Ryuki dengan sedikit menggaruk belakang kepalanya yang tak terasa gatal.



            “ Baiklah. Jadi, Black Horse merupakan sebuah organisasi dunia yang terbentuk sekitar 4 tahun yang lalu. Setelah insiden 5 tahun yang lalu, organisasi ini secara permanen menjadi hak asuh bagi virus SH tersebut. Pusat dari organisasi ini terletak di sebuah kota yang bernama Gyoken. Setiap hari, Black Horse selalu melakukan eksperimen untuk menciptakan fariasi baru atau mengembangkan virus mematikan yang satu ini. setian akhir pecan mereka selalu pergi ke berbagai penjuru dunia untuk menguji hasil eksperimen mereka pada kota-kota kecil maupun besar yang masih mempunyai para penduduk rumahan seperti kita. Oh ya, organisasi ini juga memiliki banyak cabang di seluruh dunia termasuk markas pertahanan yang ada di kota kita ini.” jelas Hayate panjang leper dan hanya ditanggapi dengan sebuah dengkuran besar dari adiknya tersebut.



            Sudah 4 tahun lamanya kedua pemuda itu tinggal dirumah mereka dengan bermodalkan makanan sisa dari pinggir jalan atau tokoh-tokoh yang selalu di bawah pulang oleh Hayate setiap minggunya. Dan untuk beberapa hari ini, persediaan makanan kedua insan tersebut semakin menipis. Keadaan darurat ini mengharuskan Hayate mempertaruhkan nyawanya kembali hanya untuk persediaan makanan yang entah telah dihinggapi seekor bakteri atau tidak.




            “Aku akan mencari makanan” Hayate mengambil sebuah tas plastic hitam berukuran besar yang sebelumnya digantung di sebuah dinding bercat biru yang ditanami sebuah paku panjang. “Aku ikut.” Ryuki menghampiri kakaknya yang telah melangkah terlebih dahulu melewati pintu depan rumah bergaya classic tersebut. “jangan. !” bentak Hayate sebelum adiknya itu melewati pintu depan. “Kenapa ? setiap kali kau mempertaruhkan nyawamu seperti ini kau selalu melarangku ikut bersamamu ?!” Tanya Ryuki kesal.



            “Bodoh. Apa kau belum mengerti juga ? aku hanya tidak ingin kau dalam bahaya. Aku tak ingin kehilangan satu-satunya orang yang kusayangi didunia ini. sudah cukup bagiku kehilangan ayah dan ibu. Apa kau mengerti ?” ucap Hayate dengan penuh penekanan pada setiap kalimatnya. Kini, mata se-orange mentari itu mengeluarkan sebuah cairan bening melewati kedua pipinya. Hayate segera menghapus cairan yang diduga air mata itu agar tidak terlihat cengeng dihadapan adik tercintanya.



            “B-baiklah” gumam Ryuki pelan disertai sebuah anggukan kecil yang mengisaratkan bahwa pemuda bersurai hitam itu mengerti maksud dari kakaknya. “Kalau begitu aku berangkat” Hayate menepuk pelan bahu adiknya disertai senyuman manis dan segera meniggalkan Ryuki yang hanya bisa melihat kepergian kakaknya sampai pemuda tersebut hilang dikejauhan.



oOo Skip oOo
21:03, Ryuki’s Home.
            “Kenapa belum pulang ?!” Tanya Ryuki dalam hati. Jika kita bisa melihatnya, pemuda yang satu sedang mondar-mandir di pintu depan rumah tersebut.  Pemuda itu telah melakukan aktivitasnya tersebut selama kurang lebih 70 menit. Sempat beberapa kali terlintas hal buruk yang menimpa Hayate dalam pikirannya. Namun anggapan buruk itu langsung dibuangnya jauh, karena ia yakin tidak akan terjadi apa-apa dengan kakaknya itu.



            Malam mulai larut. Sepasang bola mata yang tadinya terbuka lebar kini semakin menyusut dan akhirnya tertutup. Yap, pemuda bersurai hitam itu akhirnya tidak dapat berbuat apa-apa setelah rasa kantuk yang mulai mengamuk. Ryuki tertidur disebuah sofa panjang berwarna biru.



            oOo Skip oOo
07:00, Ryuki’s Home.
          Matahari mulai menampakkan sinar keagungannya. Sebuah titik sinar matahari masuk dan menusuk mata Ryuki. Dengan malas pemuda itu bangun dengan memegangi kepala dengan sepasang tangannya. Setelah mendapat kesadaran penuh, pemuda itu sadar bahwa ada yang kurang dalam rumah bergaya classic itu. Ryuki sadar bahwa belum ada tanda-tanda dari hayate.



            Ryuki sedikit berkeliling rumah kecil itu, berharap dapat menemukan pemuda berambut cokelat yang sedang dicarinya. Namun sayang, hasilnya tetap nihil. Pemuda itu tidak menemukan Hayate dimanapun di setiap sudut rumahnya.



            Pemuda itu segera menyambar kaos hitam, kameja hitam namun sengaja dibiarkannya terbuka tak terkancing, dan sebuah jeans hitam panjang. Setelah merasa cukup, Ryuki segera keluar meninggalkan rumahnya dan pergi mencari kakaknya.



            Lama pemuda itu berjalan, akhirnya ia menemukan dan berdiri tepat di depan sebuah mini market dengan keadaan pintu yang terbuka lebar disertai beberapa lampu yang mati hidup secara bergantian seakan menambah kesan horror tempat itu. Dengan penuh keraguan, Ryuki maju melagkah agar dapat melihat jelas apa isi tempat itu.



            Tak berselang lama, Ryuki tiba di depan kaca transparan mini market tersebut. Ia melihat-lihat keadaan tokoh itu dari balik kaca transparan tersebut. Setelah merasa cukup, Ryuki memaksa masuk dengan beberapa keringat dingin yang mulai menghujani tubuhnya. Namun pemuda bersurai hitam itu tak menemukan tanda-tanda tentang keberadaan kakaknya. Ia hanya menemui sekumpulan produk makanan yang berhamburan dimana-mana.



            Detak jantung pemuda itu semakin bertambah kencang. Ia segera memutuskan untuk mengakhiri pencarian di mini market yang terkesan angker tersebut. Namun…. Secara tiba-tiba kedua telinganya menangkap sebuah suara yang mirip seperti suara seseorang yang tanpa sengaja menginjak keripik kentang dan berasal dari arah belakang tokoh.



            Dengan langkah tertatih, pemuda itu maju. Jantung Ryuki semakin berpacu kencang setelah merasa cukup dekat dengan sumber suara.  Perlahan namun pasti Ryuki melewati beberapa rak makanan yang dilewatinya dengan sangat berhati-hati.



            Akhirnya pemuda bersurai itu menemukan sesosok zombie yang tengah sibuk mengutak-atik beberapa merk makanan. Ryuki kaget melihat sesosok zombie yang sedang membelakanginya dengan posisi berjonggkok tersebut. Ryuki menelan ludahnya dengan susah paya, kakinya gemetar, dan bahkan seluruh tubuhnya sudah dibasahi oleh keringat dingin yang seakan tak mau berhenti mengalir.



            Sebuah langkah akhirnya terbentuk dari kedua kakinya. Dengan sangat pelan Ryuki mundur karena ia tidak ingin keberadaannya di ketahui oleh sesosok makhluk amburadur tersebut. KREEEKK… langkah Ryuki akhirnya terhenti oleh sepotong keripik kentang yang tanpa sengaja diinjaknya dengan kaki kirinya. Dengan cepat Ryuki melihat keripik tersebut. Matanya membulat sempurna setelah pandangannya kembali tertuju kedepan dan mendapati zombie tersebut sedang memandanginya dengan air liur yang sudah membasahi mulut serta seluruh badan zombie tersebut.



            Ryuki semakin mempercepat deruh langkahnya, seakan tak mau kalah, zombie tersebut berdiri dan berusaha mengejar Ryuki walau dengan langkah seperti orang mabuk. Ryuki terus mundur yang bahkan beberapa kali menabrak rak-rak makanan sehingga rasa gugup pemuda yang satu ini semakin meluap-luap.



            Namun hal buruk terus berdatangan padanya. Pasalnya, pemuda ini menabrak rak yang berisikan barisan botol kaca yang bermerek berbagai macam minuman ternama. Ryuki menginjak sebuah botol yang sukses membuatnya terjatuh. Kesempatan ini tak disia-siakan oleh zombie tersebut, karena sekarang zombie menakutkan itu telah berdiri di depan Ryuki dengan tatapan yang luar biasa menakutkan.



            “A-apa yang harus kulakukan ?” piker Ryuki dalam hati. Akhirnya……



To Be Continued (TBC)….

No comments:

Post a Comment