I Love You
Note :
1. Semua cerita yang hamba
buat ini 100% berasal dari otak hamba dan bukan hasil copyan dari cerita lain
2. Dilarang keras meng-copy/re-copy semua cerita hamba.
Ohaiyo Gozaimasu minna san… ! Kodoyo habar
??. kembali lagi hamba update cerita baru nih..
‘Semua cerita yang
hamba update berasal dari OTAK hamba dan BUKAN kopian dari cerita yang sudah
ada’
Oke deh cukup ya basa-basinya. Pada
kesempatan kali ini hamba ada sebuah cerita karangan hamba yang berjudul I Love You
Genre : Drama, Romance
Warning : AU, OOC,
Typos, etc.
Jumlah Chapter : 1 (One
Shoot)
Pairing : Dawan (17
tahun) x Selly (17 tahun)
Summary : kalian pernah
mendapat hadiah yang sangat kalian inginkan di hari ulang tahun kalian ? Hm..
kejadian serupa juga terjadi pada gadis yang satu ini. mau tau ? Let’s read
guy’s
.
.
.
DON’T LIKE, DON’T READ !
.
.
`
Alarm kecil Selly berdering hebat.
Selly merapikan selimut birunya dengan kondisi mata yang masih terpejam. Di
lihatnya jam yang masih menunjukan pukul 05:00, gadis bersurai pink ini segera
turun dan menuju kamar mandi yang kebetulan berada di lantai bawah. Setelah
itu, gadis bersurai pink dilengkapi dengan mata emerald ini segera merapikan
diri dilengkapi seragam SMA-nya di depan sebuah cermin sebadan.
Selly mengambil HP pink miliknya di
atas meja yang terletak di samping tempat tidur putih berukuran sedang.
Terlihat senyum cerianya ketika nama Dawan yang terpampang pada inbox-nya pagi
itu. Dengan cepat gadis ini segera menekan sebuah tombol yang bertuliskan
‘Open’ pada layar HP pink berukuran cukup kecil tersebut.
From : Dawan
Pagi Sell, Selamat ulang tahun ya.
Semoga panjang umur, sehat selalu, dan sayang sama keluarga.
Yap hari ini, tepat tgl 09-09-2014
merupakan hari yang telah di tunggu-tunggu gadis bersurai pink ini. Hari di
mana akan ada hal-hal yang menarik, membahagiakan, bahkan mengharukan bagi
setiap insan yang merayakannya. Senyum ceria Selly semakin besar setelah
mengetahui bahwa Dawan yang merupakan seorang pemuda yang telah lama di sukai
gadis emerald ini merupakan orang pertama yang memberi ucapan selamat padanya.
Walaupun terlihat hanya sebuah SMS
biasa, namun itu merupakan hal luar biasa setelah sekian lama memendam perasaannya
pada pemuda bermata ruby yang satu itu. Selly mulai menyukai pemuda ruby ini
sejak kelas 2 SMP pada saat Dawan menjadi seorang murid baru, gadis bersurai
pink ini terus memendam perasaannya sampai saat ini karena Selly merasa bahwa
Dawan terlalu sempurna untuknya.
Sesegera mungkin Selly mengambil tas
pink bergambar hello kity dan segera berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki,
menurutnya, jalan kaki bisa menjadi sedikit olahraga baginya. Setelah beberapa
saat menempuh perjalanan yang cukup menguras tenaga, akhirnya gadis emerald ini
sampai di sebuah lokasi yang bertuliskan BHS (Buol High School).
“Pagi pak.” Selly memberi salam pada
pak Badrus. Pria parubaya ini setiap
hari memang selalu menjadi orang pertama yang berada di sekolah. “Pagi, Selly”
jawab Badrus sembari mengeluarkan senyum
manisnya. Dengan langkah ceria Selly berjalan menuju kelas. Namun gadis itu
merasa ada yang aneh dengan sekolahnya pagi ini. Pasalnya, tepat di tengah
lapangan gadis itu melihat sebuah panggung kecil yang sempat membayangi otaknya
karena pada hari sebelumnya belum terdapat apa-apa di daerah yang terbilang
cukup luas tersebut.
“Hay Selly.” Dawan menepuk bahu
Selly. Seketika jantung gadis bersurai pink ini berpacu kencang, kedua lutunya
lemas. Senyum manis dan keindahan mata ruby pemuda inilah yang selalu membuat
hati seorang Selly berdebar tak menentu.
“H-hay juga.” Jawab Selly gugup.
“Waahh. Seperti biasa, kau selalu datang pagi ya…” puji Dawan sembari
melanjutkan detak langkah mereka menuju ruang kelas. “I-iyah. Hm.. oh ya, ini
panggung untuk apa ?” Tanya Selly menunjuk sebuah panggung berukuran kecil. “Oh
itu ? jadi, sebentar akan ada lomba bernyanyi.” Jelas Dawan .
“Kyyyyyyaaaaaaaaa…”
“Ka Dawaaaaaannn…”
“Wahh, tampanya…”
Begitulah beberapa teriakan yang
terdengar dari segerombolan gadis-gadis pada sebuah koridor luas yang seakan
menghalangi jalan kedua insan tersebut. Beginilah suasana BHS jika pemuda
bersurai hitam dengan tatapan mata rubynya yang err… sangat istimewah di
sekolah yang satu ini. Bahkan jika pemuda ini mengedipkan matanya pada para
gadis, bersiaplah menyiapkan beberapa ambulans, karena hanya dengan satu
kedipan saja bisa membuat para gadis tepar seketika.
Mendengar beberapa teriakan dari para
gadis disekitar mereka, Selly merasa sedikit cemburu. Namun apa daya, Pemuda
itu memiliki ketampanan yang mungkin bisa saja tercatat dalam buku rekor dunia.
Tidak hanya itu, pemuda itu merupakan atlet basket, berotak jenius, pandai
bernyanyi, dan bahkan ramah. Sementara Selly ? dia tak lebih dari sebuah patung
dalam sekolah yang satu ini, karena pasalnya gadis ini gemar menyendiri atau
mungkin berkumpul bersama beberapa temannya disudut ruang kelas.
Meskipun gadis ini merasa tidak
pantas berjalan bersama dengan pemuda tampan ini, namun tetap dalam sebuah hati
kecilnya ia merasa sangat senang bisa sedekat ini dengan pemuda idamannya itu.
Awal kedekatan mereka terjadi pada saat mereka masuk dalam sebuah kelompok
untuk mengerjakan tugas Kimia yang kala itu cukup sulit. Alhasil, Dawan harus
mengunjugi rumah Selly berkali-kali untuk sedikit memberi pemahaman tentang
materi yang akan mereka presentasikan di depan kelas.
“Aku mau ke ruang osis. Kau masuklah
dulu.” Dawan menepuk pelan bahu Selly diiringi senyum manisnya. Lagi, sebuah
rona merah muncul pada kedua pipi chuby gadis itu. Selly terus memegangi pipi
kirinya sembari melihat kepergian pemuda bersurai hitam itu sampai menghilang
pada sebuah persimpangan koridor sekolah.
Selly segera melangkahkan kakinya
masuk kedalam sebuah ruangan yang bertuliskan (Kelas XII IPA 3 ). Gadis itu
lalu menuju tempat duduknya yang terletak dibagian sudut belakang yang
bersebelahan langsung dengan jendela. Dari balik jendela itulah Selly setiap
hari memandangi hamparan lapangan olahraga berukuran cukup luas dengan sebuah
net yang langsung memisahkan kedua ujung lapangan tersebut.
Namun ada yang aneh dengan lapangan
yang selalu terlihat sepi itu. Yap, seperti penjelasan Dawan, hari ini ada
sebuah lomba bernyanyi antar kelas. Jika saja gadis yang satu ini sedikit
memiliki keberanian, pasti ia akan menyadari bahwa ia memiliki suara emas yang
luar biasa indah. Dan salah-satu sahabatnya Gisell, selalu saja memaksanya
untuk mengikuti setiap lomba bernyanyi yang diadakan sekolah itu. Cuma Gisell
yang merupakan satu-satunya orang yang mengetahui bakat terpendam sahabatnya
itu. Karena beberapa tahun lalu pada saat Gisell mengunjugi rumah Selly, tanpa
sengaja telinganya menangkap serangkaian nada suara yang sangat indah yang di
lontarkan Selly pada saat gadis bersurai pink itu sedang mandi.
Skip
Kriiiiinggg…
Bel istirahat telah berdentang, kini saat yang telah di tunggu bagi para siswa
BHS. Waktu yang menunjukan bahwa lomba bernyanyi antar kelas akan segera di
mulai. Seluruh siswa terlihat mulai mengerumuni lapangan sekolah. Ada yang
dengan susah payah membawa kursi agar mendapatkan kenyamanan saat menonton, ada
juga yang hanya memilih berdiri dengan sebungkus cemilan, dan lain sebagainya.
Terdengar dentuman suara ketukan mig yang sedang di pukul bagian kepalanya yang
bertandakan acara akan segera di mulai.
Seperti biasa, Selly hanya memilih
diam di kelas. Sesekali ia juga melihat kearah lapangan untuk sedikit melihat
lomba yang menurut beberapa orang sangat seru itu. Namun hasilnya nihil, sebab
pandangannya terhalangi beberapa siswa yang sedang menyaksikan lomba tersebut.
Lomba terus berlangsung. Mulai dari
kelas X bahasa sampai akhirnya…. “S-SELLY ?!”
teriak Gisell dengan suara yang cukup kuat yang mengakibatkan beberapa
siswa dalam ruangan tersebut melihat sinis kearahnya. “Ada apa ?” Selly
menjawab dengan nada malas dan sedikit memutar kedua bola matanya. “Sekarang
giliran kelas kita.” Kata Gisell setelah mengatur aliran nafasnya. “ya aku tau.
Pasti Fitri yang akan mewakili kelas kita” tebak Gisell yakin. Gadis itu tau
bahwa Fitri selalu mewakili kelas mereka setiap lomba bernyanyi diadakan.
“Itu dia masalahnya. Fitri hari ini
tidak sekolah.” Ujar Gisell dengan nada serius. “Lalu siapa yang akan mewakili
kelas kita ?” Selly mulai seirus. Ini terlihat dengan nada dan tatapan gadis
itu yang mulai serius. “D-dawaan.. !” lanjut Gisell diikuti seluru siswa minus
Selly dan Gisell yang terlihat berhamburan keluar kelas setelah mendengar nama
pemuda tampan itu. Sementara Selly hanya diam mematung dengan kedua bola mata
yang telah membesar. Pasalnya, gadis itu tau, walaupun Dawan pandai bernyanyi,
namun sangat mustahil untuk sekedar membujuk pemuda yang satu itu. Alasannya ?
sampai saat ini Selly juga belum mengetahui pasti apa alasannya.
“Dan satu lagi, Dawan memintaku untuk
pergi memanggilmu karena ada yang ingin dikatakannya padamu.” Lanjut Gisell.
“A-aku ?” seketika beribu macam pertanyaan muncul dalam pikiran Selly. Kenapa
dia memanggil gadis itu ? apa sebenarnya yang ingin dikatakannya ? kenapa tidak
di dalam kelas saja ?
Kedua gadis itu segera menuju
panggung. Ada sedikit masalah, karena jalan menuju panggung yang sedikit
terhalangi beberapa siswa, terutama para gadis dengan beberapa teriakan heboh.
Untung saja Gisell merupakan seorang atlet karate, jadi tentu saja mereka
dengan mudah menuju bagian depan panggung. Sebenarnya Selly masih memiliki satu
lagi sahabat yang bernama Prisil, namun untuk hari ini gadis itu tidak sekolah
karena sakit.
“Ini dia peserta terakhir kita….
Dawan.” Ucap pembawa acara yang sering dipanggil Ekri itu.
“Kyyyyyyyyaaaaaaa…”
“Dawaaaaaaann…”
“Kau pasti juaraaaa…”
Begitulah situasi saat pemuda tampan
itu naik keatas panggung. Ada yang teriak sambil tepuk tangan, ada juga yang
berdiri diatas kursi, dan bahkan ada yang sampai guling-guling di tanah saking
senangnya.
“Baiklah. Sebelumnya terima kasih
buat para panitia yang telah menyelenggarakan lomba ini. berhubung perwakilan
dari kelas XII IPA 3 yang biasanya ikut tidak bisa sekolah, maka saya akan
menggatikannya. Dan pada kesempatan ini saya akan membawakan lagu dari (One
Direction – What Makes You Beautiful). Serta untuk Selly mohon bersabar, karena
setelah ini aku akan mengatakan sesuatu padamu”
“Ciiieeeee… Ciiieeee…” beberapa murid
hanya ber-cie ria setelah pemuda itu menunjuk gadis bersurai pink yang satu ini
DEG.. jangtung Selly semakin berpacu
kencang setelah Dawan tersenyum kepadanya. Pikiran gadis itu semakin terganggu
dengan rasa penasaran yang sudah mengguncangnya sejak tadi. Setelah itu, Dawan
segera menunjukan keahlian bernyanyinya. Sampai akhirnya….
“Yap. Itulah penampilan dari teman
kita Dawan. Dan sesuai janji, akan ada sesuatu yang akan dikatakan teman kita
ini kepada Selly. Dan untuk Selly selamat menyimak ya..” ujar Ekri selaku
pembawa acara dalam perlombaan itu.
Dawan segera mengatur aliran
nafasnya. Pemuda itu menuju pinggir panggung, sebelum pemuda itu memulai
serangkaian kalimatnya, ia langsung memberikan senyum termanisnya pada gadis
yang kini hanya termenung diam.
“Hm.. baiklah. Mungkin ini akan
menjadi momen yang tak terlupakan dalam hidupku….” Dawan mengambil nafas
dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. “Selly, aku hanya ingin
menyampaikan 3 kata untukmu. Dan setelah aku mengatakannya, aku juga ingin
mendengar jawaban langsung darimu.”
DEGG… pacuan jantung gadis bersurai
pink tersebut bertambah kuat. Beribu-ribu pertanyaan yang sejak tadi masih
tertahan dalam otak gadis pink itu makin bertambah. Apa yang akan dikatakannya
? apa sebenarnya ? jangan-jangan…. ? ah tidak-tidak… pikiran itu segera
dibuangnya jauh-jauh. Gadis itu sadar akan perbedaan mereka berdua. Bagai
langit dan bumi.
“I Love You.” Ucap pemuda bersurai hitam itu dengan posisi
seperti seorang lelaki yang akan melamar seorang wanita.
“Ciieeeeeee… ciiieeeee….”
“Suuiiittt… suiiiitttt….”
Semua siswa yang sedang membanjiri
daerah tersebut meneriaki Selly. Ada yang berteriak sampai harus dibawa ke
ruang UKS karena kehabisan nafas, ada juga yang guling-guling tidak terima,
namun tidak sedikit juga yang memberi sorakan pada Selly untuk menerima cinta
pemuda tersebut. Melihat situasi, Gisell dengan segera mendorong sahabatnya
itu, ia juga memaksa Selly agar segera naik keatas panggung. Sementara Selly ?
Selly hanya mampu pasrah, karena percuma jika ia meronta karena perbedaan
kekuatan diantara mereka.
Dengan kepala tertunduk gadis itu perlahan
maju menghampiri Dawan yang sudah menunggu kedatangan serta jawaban dari gadis
cantik itu. Jantung yang semakin berdetak seakan ingin keluar, kaki yang tak
hentinya gemetar, serta wajah yang di penuhi rona merah. Begitulah keadaan
gadis yang satu itu saat ini. kini jarak diantara mereka hanya tinggal beberapa
centi namun gadis itu masih menunduk, sementara Dawan hanya bisa diam menunggu.
Sementara seluruh siswa…….. ?
“Trimaaa.. Trima…”
“Ayo terima…..ayo terima….”
“Cieeee.. cieee….”
Seperti itulah beberapa sorakan para
siswa yang ada. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang menangis tersedu-sedu
saking terharunya. Inilah mimpi terbesar bagi seorang Selly. Mimpi yang selalu
diinginkannya setiap malam sebelum tidur dengan menatap indahnya sinar bulan.
Kini kesempatan terindah ini sudah di depan matanya.
“I Love You Too” jawab Selly gugup
setelah berusaha menahan tubuhnya untuk tidak pingsan di hadapan pria idamannya
ini.
“Yeeeeee…..”
“Woooaaaaa… romantis….”
“Ehem.. ehemm…”
Para siswa langsung bersorak gembira
diikuti beberapa lompatan asal diantara siswa-siswa tersebut. Nampak para guru
yang hanya tersenyum, Pak Badrus yang tertawa terbahak-bahak, Bahkan pak Sofyan yang terkenal dengan
kegalakkannya ikut menangis menyaksikan momen indah tersebut.
The End
I Love You by Wirasetya
Ok Guy’s… ayo kita ucapkan selamat pada mereka berdua….
Hehehe.. sekian dulu cerita hamba yang satu ini karena sesuai yang telah hamba
katakan diatas (One Shoot) artinya cerita ini hanya sastu chap aja. Atau cerita
yang langsung habis.
No comments:
Post a Comment