DUAAARRR.... seketika tubuh zombie yang berada di hadapan ryuki hancur berkeping menyisihkan lumuran darah yang menempel di badan pemuda berambut hitam tersebut.
"WUUAAAAAAA..." ryuki kaget setengah mati dan langsung menoleh kebelakang. Tampak seorang pria parubaya berdiri dari kejauhan dengan kepulan asap yang keluar dari senjata pria tersebut.
"S-Siapa kauuuu..." Lanjut ryuki dengan nafas yang masih terengah-engah. "Hmmmm, hanya bocah rupanya" jawab pria parubaya itu kebingungan. Pria itu bingung pasalnya kenapa ada bocah yang berkeliaran sendirian di tempat itu.
Belum sempat menyelesaikan pembicaraan tiba tiba sekumpulan zombie datang menuju tempat dimana Meraka berada, Yap suara ledakan yang cukup kencang itu membuat para zombie yang berada di daerah tersebut sadar akan keberadaan Meraka dan mulai berlari menghampiri mereka berdua.
"M-makin banyaaaaak" teriak ryuki menutupi wajahnya ketakutan. Ryuki sangat amat ketakutan karena ini pengalaman pertamanya bertemu dengan para zombie sejak peristiwa 5 tahun lalu.
"Menyusahkan" ucap pria parubaya itu sembari menarik tangan ryuki, "HEEEEYYY" ryuki berteriak karena merasa sedikit kesakitan akibat tarikan pria itu yang membuat ryuki terseret beberapa meter. Pria parubaya itu langsung menuju pintu belakang supermarket tersebut dan langsung melempar ryuki ke kursi belakang mobilnya. Pria itu tadinya ingin mencari beberapa persediaan makanan di tempat itu namun gagal karena kelakuan ryuki.
Tak pikir panjang pria itu langsung tancap gas meninggalkan supermarket tersebut yang kini sudah di penuhi segerombolan zombie. Tak berselang lama mereka berdua sampai di sebuah tempat yang keliatan cukup canggih dengan beberapa perangkap dan juga pagar kawat yg mengelilingi rumah tersebut.
"Turun" ucap pria parubaya itu keluar mobil dan langsung masuk kedalam rumah besar tersebut, ryuki tampak belum beranjak dari dalam mobil dikarenakan masih sangat ketakutan akan kejadian yang baru saja dialaminya.
"Turun atau kau ku kembalikan di tempat tadi" ucap pria itu sedikit mengancam, "I-iyaa" ryuki langsung bergegas masuk dengan langkah yang masih tertatih dikarenakan kedua kakinya masih gemetar.
Setelah masuk kedalam rumah tersebut kedua bola mata ryuki seketika langsung membesar karena tepat di hadapannya terdapat beberapa tubuh zombie, beberapa senjata tajam, dan tubuh manusia yang sudah mati namun tidak berevolusi menjadi zombie,
"JANNGAAAAAN" teriak ryuki menutupi wajahnya ketakutan karena di waktu yang bersamaan pria parubaya itu sedang menodongkan senjata tepat di hadapannya.....
SKIP....
"Hmmm... Sedikit kacau rupanya di bawah sana. Apa yang terjadi? Kenapa mereka terlihat seperti itu" ucap pria dengan pakaian militer lengkap memegang senjata yang kini mengarahkan pandangannya tepat ke arah bawah.
"Mungkin ada seseorang di bawah sana" jawab teman pria yang tepat berada disebelahnya sembari memegangi kemudi helikopter. Kedua pria itu merupakan anggota dari BLACK HORSE yang sedang di tugaskan untuk melakukan patroli rutin.
"Hmm.. petugas patroli rupanya" ucap seseorang dari kejauhan. Ia tampaknya sedang menunggu kedua petugas patroli itu pergi untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi di supermarket yang lokasinya bisa ia lihat menggunakan teropong miliknya.
Tak berselang lama petugas patroli pun pergi meninggalkan lokasi yang sempat di amati karena curiga ada warga sipil yang membuat para zombie itu berhamburan.
"Yapp saatnya pengecekan" ucap orang itu dengan suara yang sedikit lembut. Dia adalah seorang gadis yang masih kelihatan cukup muda. Sejak peristiwa 5 tahun lalu para masyarakat yang tersisa atau yang mereka sebut penyintas harus berusaha menyelamatkan dan bertahan hidup sendiri.
Bagaimana untuk para pejabat dan pemerintah di kota tersebut? Yapp mereka semua berlindung di balik tembok kokoh dan kuat yang dilengkapi pertahanan dan persenjataan lengkap. Pemimpin atau yang disebut walikota di tempat ini hanya mementingkan dirinya dan para pejabat lain yang menurutnya memiliki cukup uang untuk membayarnya.
Hal itu diperparah dengan seorang ilmuan yang diduga penemu dari virus berbahaya tersebut. Dan tentu saja ilmuan yang dikenal dengan nama Bill ini selalu menghasut Albert sang walikota untuk membuat beberapa penemuan-penemuan lainnya yang akan mereka gunakan untuk memperkuat tubuh mereka agar bisa melawan para zombie yang ada diluar sana.
Yapp mereka bermaksud melawan zombie dengan zombie atau yang sering di sebut SUPER BIO WEAPON. Mereka beberapa kali menculik para penyintas untuk dijadikan bahan uji coba untuk mendapatkan SUPER BIO WEAPON yang bisa mereka kontrol untuk melawan para zombie yang ada.
Lalu bagaimana dengan vaksin? Vaksin hanya menjadi prioritas ke dua dikarenakan sampai saat ini mereka belum berhasil membuat vaksin satupun yang cocok untuk kebal dari virus tersebut.
"Hancur? Hmm.. ada aktivitas penyintas rupanya" ucap wanita itu sembari memperhatikan dari dekat zombie yang tewas di tembak oleh pria parubaya yang menyelamatkan ryuki. Wanita itu kini telah sampai di supermarket yang tadi sempat diamati dari kejauhan. "Tapi siapa?" Lanjut wanita itu heran. Ia berpikir hanya dia penyintas yang tersisa di kota itu, namun ternyata dugaannya salah.
SKIP.
"Apa kau tau menggunakannya" tanya pria parubaya itu sembari menodongkan senjata pistol miliknya kearah ryuki. "Apa maksudmu? Ku kira kau akan menembak ku" jawab ryuki kebingungan karena salah menduga maksud dari todongan senjata pria tersebut
"Lalu A-apa ini? Kenapa ada zombie dan beberapa hewan mati di tempat ini?" Lanjut ryuki bertanya yang tentu saja masih merasa ketakutan melihat isi rumah dari pria itu.
"Apakah kau akan membunuhku? Lalu menjadikanku bahan penelitian?" Tanya ryuki dengan nada yang cukup tinggi, seketika ryuki langsung berbalik arah dan hendak berlari menuju pintu dan kabur dari tempat itu
DUAAAARRR, Bunyi suara tembakan yang langsung mengenai gagang pintu depan rumah itu. Mengetahui hal itu ryuki langsung menunduk ketakutan, kini seluruh tubuh ryuki bergetar hebat karena ketakutan setelah mati.
"Namaku Ben" ucap pria parubaya itu sembari melempar senjata pistol miliknya kearah ryuki. Ryuki kembali terheran-heran pistol yang tadinya di genggam pria itu kini telah berada di hadapannya.
"Tenang saja, aku tak akan membunuhmu. Aku adalah seorang ilmuan, dan yang kau lihat ini adalah bahan eksperimenku yang tentu saja tidak menggunakan manusia hidup" lanjut Ben sembari melangkah dan duduk disebuah kursi kayu miliknya.
Ryuki mengambil pistol tersebut dan menodongkannya ke arah Ben. Dengan wajah datar dan santai Ben bertanya "kau tau cara menggunakannya" ryuki menghela nafas, menurunkan kedua tangannya dan menjawab "tidak" mendengar hal itu Ben hanya tertawa.
"Apa yang membuatmu bisa berkeliaran di tempat tadi? Ingin mencari kematian dengan memberikan para zombie itu santapan lezat"? Ucap Ben. "B-bukan seperti itu, aku hanya ingin mencari kakakku. Sudah seharian dia tak juga kembali. Jawab ryuki
"Dia pergi mencari bahan makanan sejak kemarin" lanjut ryuki dengan raut wajah yang sedih mengingat belum ada kabar apapun dari Kenji. "Begitu rupanya. Lalu kau berpikir bisa selamat berkeliaran di jalanan dengan kondisi seperti ini?" Mendengar hal itu ryuki hanya diam. Ia berpikir bisa saja nyawanya telah berakhir kalau saja Ben tidak menyelamatkannya, namun dilain sisi ia harus menemukan sang kakak.
"Tinggalah di sini sambil menunggu kabar tentang kakakmu itu" ucap Ben sembari memberikan makanan kepada ryuki. "Oh ya, latihan lah menggunakan alat itu jika tak ingin berakhir tragis di luar sana" lanjut Ben
Tanpa pikir panjang ryuki langsung menyantap makanan yang tampak lezat dihadapan nya. Yaa pemuda itu belum makan seharian karena sibuk mencari sang kakak. "Numbmaku lyuki" ucap pemuda itu kurang jelas karena berbicara sambil mengunyah makanan. DUGGH DUGGH "ehekghh, ryuki maksudku" sambungnya sembari memukul dadanya tersedak dan mengulangi kalimatnya.
SKIP. (Markas besar Black Horse)
"Siapa dia" ucap seorang pria yang tampak sedang duduk di kursi dengan sebuah meja besar di hadapannya.
"Penyintas yang akan kita jadikan bahan uji coba" sambung seseorang yang tampak mengenakan pakaian putih besar seperti yang sering digunakan oleh para ilmuan. Pria itu menyeret dan membanting pria lain yang tampak tidak sadarkan diri. Tangan dan kaki pria itu diikat serta matanya di tutup.
"Maksudmu C07?" Tanya yang diketahui bernama Albert itu. Pria itu beranjak dari kursinya dan langsung menghadap belakang sembari memandangi sebuah kaca besar yang langsung tembus ke arah kota.
"Seberapa besar keberhasilannya? Aku tak ingin seperti variasi sebelumnya yaitu C06" sambung Albert menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Yaa.. beberapa tahun sejak peristiwa tragis tersebut mereka selalu melakukan uji coba dengan virus Covid05. Entah itu vaksin yang selalu gagal sampai ke beberapa varian dari virus Covid05 yang akan mereka gunakan ke tubuh mereka untuk menjadi SUPER BIO WEAPON agar bisa menjadi penguasa atas manusia lain dan juga para zombie yang ada, dan tentu saja agar bisa hidup abadi dan tidak menjadi mangsa dari para zombie seperti para masyarakat yang naas itu.
Tujuan awal dari pembuatan virus Covid05 sebenarnya yaitu sebagai "bahan pengawet" yang akan disuntikkan kedalam tubuh sang walikota.
Ketika sang walikota tersebut mati maka virus tersebut akan di masukkan dan badan sang walikota akan di awetkan dalam kapsul untuk dibangunkan 50 atau 100 tahun lagi ketika dunia sudah semakin canggih. Ambisi yang sangat egois memang, tapi itulah mimpi dari Albert yang sangat haus akan kekuasaan dan juga keabadian.
Awalnya virus tersebut akan di uji coba terhadap hewan terlebih dahulu dan baru ke tubuh manusia. Tapi sayang, seperti yang kita tau sebelum berhasil di sempurnakan terjadilah kejadian 5 tahun yang lalu yang mengakibatkan kekacauan di seluruh kota dan bahkan dunia.
Sejak saat itu mereka berusaha membuat penawar atau vaksin dari virus Covid05 namun hasilnya nihil. Maka dari itu pihak pemerintah mencoba menciptakan varian dari C05 yaitu C06 yang tujuannya bukan lagi sebagai "bahan pengawet" melainkan sebagai bentuk pertahanan diri terhadap wabah yang telah terjadi.
Lalu bagaimana dengan varian C06? Sayangnya, varian C06 gagal setelah di uji coba ke salah satu tubuh manusia. Hasilnya tubuh manusia tersebut berubah menjadi sangat besar dan kekar dengan perawakan mirip zombie yang beredar tapi lebih kuat dibandingkan para zombie biasa.
Awalnya varian C06 terlihat menjanjikan namun akal dan pikiran yang di hasilkan dari C06 sangat liar dan tidak bisa dikendalikan. Varian ini selalu meronta-ronta tak karuan menghancurkan barang serta berusaha membunuh semua orang yang terlibat di hadapannya.
"Ya aku yakin akan berhasil" jawab Bill menyakinkan sang walikota. "Baiklah mari kita mulai uji cobanya" jawab Albert dengan sedikit senyuman jahat yang terlihat dari ujung bibirnya.
SKIP. (Keesokan harinya)
HOOOAAAMMM... ucap ryuki sembari mengucek matanya, pemuda itu tampak baru bangun dan berjalan keluar dari dalam kamar. Kamar? Yaa Bill memberikannya kamar untuk pemuda itu beristirahat. Kamar itu terlihat aneh karena mirip seperti kamar anak muda, padahal kenyataannya Ben hanya tinggal sendiri di rumah itu. Aneh memang, tapi itulah yang terlintas di pikiran ryuki, pemuda itu memendam rasa penasarannya semalam karena ia sangat lelah dan mengantuk.
"Kenapa kamar itu mirip seperti kamar anak muda?" Tanya ryuki sembari berjalan menuju teras depan dimana Ben sedang duduk santai sambil menikmati secangkir kopi dan tak lupa sebatang rokok tentunya
"Sudah bangun rupanya, jawab Ben. "Kamar itu milik anakku" sambung Ben menjelaskan. "Anakmu? Dimana dia?" Tanya ryuki penasaran. "Beberapa bulan lalu kami hendak mencari persediaan makanan, tapi sayang tentara Black Horse yang sedang melakukan patroli mengetahui keberadaan kami" lanjut Ben menjelaskan, diikuti tatapan lebar dari ryuki Karen semakin penasaran
"Karena ketakutan ia pun berlari, sudah diperingatkan agar tetap tenang tapi ia terus berlari yang akhirnya tertembak oleh para tentara sialan itu dan berakhir menjadi makanan para zombie"
"Maaf tidak bermaksud..." ucap ryuki menyesali pertanyaannya. "Tidak masalah " jawab Ben
"Kenapa paman tidak membawa tubuhnya" ryuki lanjut bertanya, "akupun berpikir demikian, tapi para tentara itu terus membombardir tempat kami dengan berbagai macam senjata, yang alhasil akupun harus menghindar. Dan di waktu yang bersamaan para zombie yang ada di tempat itu langsung mengetahui lokasi kami dan langsung berlarian ke arah kami" jelas Ben
"Oh ya aku lupa, bagaimana dengan barang barang yang ada di rumahmu ini?" Tanya ryuki memotong pembicaraannya
"Seperti yang kau tau aku seorang ilmuan. Dulu aku pekerja untuk pemerintah dalam proses pengembangan Covid05 " jawab Ben
"J-JADI KAU SALAH SATU DARI MEREKA" ryuki kaget mengetahui Ben merupakan salah seorang ilmuan yang terlibat dalam proyek Covid05...